Misteri Saedah Saeni Jembatan Sewo Indramayu Subang

Misteri Saedah Saeni Jembatan Sewo Indramayu Subang
Misteri Jembatan Sewo Pantura Indramayu - Subang
Gerombolan orang berjejer sigap menyapu koin-koin yang dilempar pengendara yang melintas di Jembatan Sewo, Indramayu, Jawa Barat. 
Ada sepenggal kisah mistis di balik 'tradisi' lempar koin di jembatan itu. 
VIDEO Jembatan Sewo Saedah Saeni Indramayu Subang
VIDEO Saedah Saeni Vocal Hj. Aas Rolani
FOTO SESION Jembatan Sewo Indramayu Subang
 Jika pengendara menempuh perjalanan di Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa dan melihat sebuah jembatan ditongkrongi banyak orang, berbagai usia, dengan sapu lidi di tangannya, di perbatasan Subang - Indramayu Jawa Barat, pastilah pengendara telah melintas di atas Jembatan Sewo.
Pandangan mata orang-orang tersebut membidik setiap kendaraan, mengawasi manakala pengendara melempar uang ke ruas jalan Jembatan Sewo. Jika ada yang melempar, aksi rebutan mengambil koin dengan sapu pun terjadi di badan jalan.
 "Setiap hari ini (penyapu koin, red) ada. Kerjanya ya nunggu mobil-motor lempar koin. 
(Alasan pengendara melempar koin, red) Katanya biar selamat di jalan,"
Ada sepenggal kisah mistis di balik 'tradisi' lempar koin.Ada sepenggal kisah mistis di balik 'tradisi' lempar koin. 
Sebenarnya para penyapu koin memiliki mata pencaharian seperti bekerja di pabrik, peternakan, penggilingan padi, bertani dll
Mengais rejeki dari koin-koin di Jembatan Sewo adalah kebiasaan yang akhirnya jadi pekerjaan sambilan di kala waktu senggang warga.
 Disinggung jumlah rupiah yang dia dapat dari penyapu koin perharinya, Sirtini mengaku bisa membawa pulang Rp 30 ribu jika hari biasa. 
Tetapi saat musim mudik Hari Raya Lebaran datang, penghasilannya bisa berlipat ganda hingga ratusan ribu 
Sama seperti penyapu koin lainnya, Sirtini dan suami tak menggantungkan rejeki mereka dari Jembatan Sewo. 
Mereka memiliki usaha kecil-kecilan yaitu dua gubuk warung yang jaraknya hanya beberapa meter dari jembatan. 
 Tak sedikit dari penyapu koin yang akhirnya harus berhadapan dengan maut akibat ketidakhati-hatian. 
Sebab saat koin dilempar pengendara, fokus penyapu hanyalah bagaimana mendapatkan uang itu tanpa menyadari banyaknya kendaraan yang melaju kencang.
Kebiasaan para pengendara melempar koin tidak lepas dari mitos sungai di bawah Jembatan Sewo yang disebut sebagai tempat tinggal arwah kakak beradik Saedah-Saeni yang melegenda karena hidup keduanya berakhir di sungai tersebut.
 Saeni adalah seorang penari ronggeng Pantura yang berubah menjadi buaya. 
Oleh sebab itu, pengendara dipercaya akan selamat jika sudah memberi melempar 'saweran' di Jembatan Sewo.
 Kesan mistis Jembatan Sewo bertambah kental setelah peristiwa kecelakaan sebuah bus transmigran asal Boyolali terjadi di Jembatan Sewo pada 11 Maret 1974.
Hanya satu penumpang yang selamat, dan itu seorang bayi laki-laki. 

 Cerita yang beredar di warga Jembatan Sewo, sang bayi akhirnya diangkat sebagai anak oleh seorang pejabat dan dibawa ke Jakarta. 
Hingga saat ini satu-satunya korban selamat dari bus maut tersebut masih hidup.






















Komentar

  1. Bisakah saya meminta izin untuk menggunakan salah satu dari foto tersebut untuk dipublikasikan dalam tulisan saya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PASUNG 'Hantu Gentayangan' Bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa

Tugu Gagak Winangsih Sukra Indramayu

Berokan Indramayu